Dunia kerja bukan hanya soal gaji dan posisi, tapi juga tentang lingkungan yang sehat dan mendukung. Sayangnya, tidak semua tempat kerja seperti itu. Banyak orang menghadapi lingkungan kerja yang toxic—penuh drama, tekanan tidak wajar, atau atasan yang abusive. Dalam artikel ini, kita akan bahas bagaimana cara mengenali, menghindari, dan bertahan dari lingkungan kerja toxic, agar kamu bisa menjaga kesehatan mental dan karier tetap berkembang.
Apa Itu Lingkungan Kerja yang Toxic?
Lingkungan kerja toxic adalah situasi kerja yang membuat karyawan merasa stres, tidak aman, tidak dihargai, atau tertekan secara emosional. Beberapa tanda umumnya seperti Sering ada konflik internal yang tidak diselesaikan, Atasan abusive atau tidak mendukung, Kurangnya apresiasi atau penghargaan, Rekan kerja yang suka menjatuhkan, dan Tekanan kerja yang tidak realistis atau tidak manusiawi.
Tanda-Tanda Kamu Sedang Berada di Lingkungan Kerja Toxic
Pertama, Kamu Merasa Cemas Saat Harus Masuk Kerja. Kedua, Atasan Tidak Mau Mendengar Masukan. Ketiga, Budaya Saling Menyalahkan. Keempat, Overwork Tapi Tidak Pernah Diapresiasi. Kelima, Gosip & Drama Jadi Makanan Sehari-hari. Keenam, Komunikasi Tidak Jelas dan Sering Disalahartikan.
Cara Terhindar dari Lingkungan Kerja yang Toxic
Kenali Lingkungan Kerja Sebelum Bergabung.
Sebelum menerima tawaran kerja, lakukan riset kecil:
- Cek review perusahaan di platform seperti Glassdoor atau Jobstreet.
- Tanya secara sopan ke karyawan yang sudah bekerja di sana (bisa lewat LinkedIn).
- Perhatikan suasana saat wawancara — apakah ramah, profesional, atau malah bikin tidak nyaman?
Bangun Batasan yang Sehat (Boundaries).
Jangan biarkan pekerjaan merusak kesehatan mentalmu. Tetapkan batas waktu kerja yang jelas. Jangan merasa harus selalu menjawab pesan kerja di luar jam kantor.
Tips:
- Matikan notifikasi pekerjaan setelah jam kerja.
- Belajar bilang “tidak” untuk hal-hal di luar tanggung jawabmu.
Bangun Hubungan yang Sehat dengan Rekan Kerja.
Cari orang-orang yang positif dan supportif di tempat kerja. Membangun koneksi dengan mereka bisa membuat kamu merasa lebih nyaman dan punya support system di kantor.
Tips:
- Ajak rekan kerja yang positif makan siang bareng.
- Buat obrolan ringan yang menyenangkan.
Komunikasikan Masalah dengan Bijak.
Jika kamu merasa tidak nyaman dengan perilaku atasan atau rekan kerja, komunikasikan dengan cara yang asertif. Jangan menyerang, tapi juga jangan diam terus.
Contoh Kalimat:
“Saya merasa tidak nyaman saat diminta lembur mendadak tanpa perencanaan, apakah ke depan bisa dikomunikasikan lebih awal?”
Jaga Kesehatan Mental di Luar Kantor.
Kalau kamu merasa lingkungan kerja mulai memberi dampak negatif pada kesehatan mental, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar jam kerja.
- Olahraga
- Meditasi
- Curhat dengan orang terdekat
- Konsultasi dengan psikolog jika perlu
Siapkan Plan B (Keluar di Waktu yang Tepat).
Jika semua usaha sudah dilakukan tapi lingkungan kerja tetap toxic, mungkin sudah waktunya mencari tempat baru. Tidak ada salahnya memprioritaskan kesehatan mental dan kebahagiaan pribadi.
Langkah yang Bisa Dilakukan:
- Perbarui CV dan portofolio
- Coba freelance sebagai alternatif
- Bangun networking aktif
Kesimpulan
Lingkungan kerja yang sehat akan membantumu berkembang. Sebaliknya, lingkungan kerja yang toxic bisa menggerus semangat dan kesehatan mentalmu. Maka dari itu, penting untuk mengenali ciri-cirinya sejak awal, membangun batasan, dan menjaga diri tetap profesional. Jika situasi tidak kunjung membaik, ingat: kamu selalu punya pilihan untuk mencari tempat yang lebih baik.